Tampilkan postingan dengan label Tembakau Srintil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tembakau Srintil. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 Januari 2016

Tembakau Srintil, Tembakau No 1


Tembakau sebagai bahan dasar untuk membuat rokok itu ada beberpa jenis. Jenis-jenis tembakau yang umum adalah seperti Philipmoris di Grobogan, Asepan di Klaten, Boyolali, Sukoharjo dan Blora serta Vosterland di Klaten dan Virginia di Klaten, Sukoharjo, Boyolali dan Sragen disebut tembakau nasi.
Di Indonesia, tembakau yang baik (komersial) hanya dihasilkan di daerah-daerah tertentu. Diantaranya adalah :
Tembakau Deli, penghasil tembakau untuk cerutu
Tembakau Temanggung, penghasil tembakau srintil untuk sigaret
Tembakau Vorstenlanden (Yogya-Klaten-Solo), penghasil tembakau untuk cerutu dan tembakau sigaret (tembakau Virginia)
Tembakau Besuki, penghasil tembakau rajangan untuk sigaret
Tembakau Madura, penghasil tembakau untuk sigaret
Tembakau Lombok Timur, penghasil tembakau untuk sigaret (tembakau Virginia)
Tembakau Kaponan (Ponorogo), penghasil tembakau untuk tingwe (tembakau jenis sompo rejep)
Tapi taukah anda jenis tembakau apa yang paling mahal dan paling berkualitas seantero dunia ?
Masyarakat petani tembakau di lereng Gunung Sindoro-Sumbing, Temanggung, Jawa Tengah menyebut tembakau fenomenal tersebut dengan sebutan Srinthil.
Masih ingat Tembakau srinthil yang ada di bungkus rokok Jarum 76 ?
itu merupakan tembakau kelas satu yang hidup di dataran tinggi Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Harga 1 kg tembakau srintil bisa mencapai 300 ribu rupiah bahkan jutaan.
Tembakau Srinthil adalah tembakau yang tumbuh begitu saja secara alami dan sampai detik ini belum ada peneliti yang bisa menemukan cara untuk membudidayakannya.
Kemunculan Srinthil dideteksi ada sejenis jamur yang tumbuh saat daun tembakau dari Temanggung belum dirajang. Jamur ini yang membuat kualitas tembakau menjadi bagus. Kualitas Srinthil baru akan muncul setelah daun tembakau dimatangkan selama tiga hari.
Bakal kelihatan jamur kekuningan dan biasanya saat tembakau dalam kondisi seperti ini petani menyimpannya kembali selama 7-8 malam sebelum dirajang.