Selasa, 22 Agustus 2017

Tentang Energi



Yang tercinta, sekarang saya akan berbicara kepada Anda tentang energi. Bayangkan sejenak tentang sebuah bola, setiap ukuran yang ingin Anda bayangkan. Kita akan mengambil ukuran barangkali dua belas inci hanya sebagai contoh, tapi bisa sebesar yang Anda inginkan. Didalam lingkup tersebut banyak titik yang dihubungkan oleh energi satu sama lain sehingga titik-titik terhubung ini tampak seperti menjadi bola, bola yang padat.

Realitas: Hanyalah Ilusi


Oleh: Leonardo VintiƱi

Segala peristiwa dan semua materi yang kita lihat di alam semesta adalah sesuai dengan apa yang kita ketahui sebagai realitas. Gagasan bahwa alam semesta kita seperti sebuah ilusi raksasa, atau seperti produk dari realitas maya yang sangat kompleks, dianggap lebih mirip hasil karangan cerdas dari sebuah fiksi ilmu pengetahuan daripada dunia yang kasar dan tidak sempurna yang kita alami setiap hari.

Senin, 21 Agustus 2017

Kesadaran dan Akhir Perang Antara Sains dan Agama



Jika makhluk Mars mendarat dengan piring terbang saat ini dan melihat bagaimana para agamawan berperang melawan para ilmuwan, ia akan terkejut betapa berapi-apinya manusia di kedua sisi tersebut. Perang tentang apa ini? Fakta ilmu pengetahuan telah lama mengalahkan keyakinan lama. Ketika teori evolusi Darwin menggantikan Kitab Kejadian untuk menjelaskan munculnya manusia, di pertengahan abad ke-19, tren terhadap keyakinan menjadi usang. Dunia telah diciptakan kembali sebagai bentuk material, yang diatur oleh hukum alam, acak dalam efeknya, dan kebal terhadap intervensi ilahi. Tidak hanya ilmu pengetahuan tetapi ribuan doa yang tidak terjawab telah melakukan andil mereka untuk menurunkan Tuhan dari tahtanya.

Saya tidak tertarik pada apa yang menyebabkan perbedaan ini, dan karena itu saya ingin untuk membimbing perdebatan ini menjauh dari agama. Dan karena agama adalah bentuk utama dari spiritualitas dalam kehidupan kebanyakan orang, kita harus menjauh dari spiritualitas juga, setidaknya pada awalnya. Pertama kita harus mengapresiasi upaya sains untuk menjawab misteri yang mendasar tentang alam semesta ini. Yang sekarang dikenal:

Ilusi Waktu



Ini mungkin mengejutkan bagi sebagian besar non-ilmuwan dan bahkan beberapa ilmuwan, ketika Albert Einstein menyimpulkan dalam masa hidupnya bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan semua ada secara bersamaan. Pada tahun 1952, dalam bukunya berjudul Relativity, ketika membahas Dunia Ruang Minkowski yang merupakan interpretasi dari teori relativitas, Einstein menulis:

"Karena terdapat struktur empat dimensi [ruang-waktu] tidak ada lagi bagian yang mewakili “saat ini” secara obyektif, konsep terjadi dan menjadi memang belum sepenuhnya dihentikan, tetapi semua menjadi rumit. Maka dari itu tampaknya lebih wajar untuk berpikir realitas fisik ini sebagai keberadaan empat dimensi, bukan, seperti sekarang, evolusi dari keberadaan tiga dimensi".

Fisika Kuantum Pengaruhi Kekuatan Pikiran


Dalam fisika kuantum, energi tidak memiliki bentuk dan kekuatan pikiran manusia membentuknya ketika mengamati objek. Jika Anda dapat melihatnya dalam pikiran maka Anda dapat merasakannya.
Pada abad ke-18 dan 19, ilmu fisika berkembang dan menjadi populer dengan model mekanistik dan deterministik tentang alam semesta, di mana alam semesta dan isinya dikendalikan kekuatan interaktif yang kaku dan terukur. Fenomena yang dapat diprediksi dengan menggunakan alat-alat matematika, dan alam semesta atau sistem di dalamnya terbuat dari beberapa bagian.

Dan bagi saya sangat membingungkan, ketika harus menerima kenyataan bahwa sumber yang saya baca menyatakan bahwa pengetahuan sangat erat dengan kesadaran dan pikiran manusia itu sendiri. Penulis Bruce Rosenblum dan Fred Kuttner dalam bukunya ‘Quantum Enigma: Physics Encounters Consciousness‘ menjelaskan semua ini dalam istilah non-teknis dengan bantuan dari beberapa cerita aneh tentang pengembang teori ini. Mereka menyajikan misteri kuantum, menekankan apa yang bukan spekulasi, mendeskripsi fakta-fakta kuantum eksperimental, dan menjelaskan teori fisika kuantum yang kontroversial. Setiap interpretasi fisika kuantum melibatkan kesadaran, sehingga Rosenblum dan Kuttner beralih menjelajahi kesadaran itu sendiri dan menemukan mekanika kuantum.